Sebuah pengungkapan mengejutkan baru-baru ini mengungkapkan bahwa penduduk Korea Selatan memiliki aset kripto senilai luar biasa, yaitu sekitar Rp 1.508 triliun, yang disimpan di luar negeri. Temuan ini mencerminkan minat yang terus tumbuh dalam kriptokurensi di antara warga negara Korea Selatan.
Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan adalah yang pertama kali mengungkap informasi ini. Mereka mengungkapkan bahwa sejumlah besar aset kripto ini disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk Bitcoin, Ethereum, dan mata uang kripto lainnya. Meskipun tidak diungkapkan secara spesifik di mana aset-aset ini disimpan, pengungkapan ini telah memicu diskusi tentang perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap aset kripto di Korea Selatan.
Peningkatan kepemilikan aset kripto di Korea Selatan bukanlah hal yang baru. Negara ini telah lama menjadi salah satu pasar kripto terbesar di dunia, dengan banyak penduduknya yang berinvestasi dalam mata uang digital. Namun, jumlah besar aset kripto yang disimpan di luar negeri menggarisbawahi kompleksitas peraturan dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengawasi pasar ini.
Beberapa kalangan berpendapat bahwa pengungkapan ini dapat memicu upaya untuk meningkatkan pengawasan dan regulasi terhadap pasar kripto di Korea Selatan. Namun, pendukung kriptokurensi juga berpendapat bahwa perlindungan terhadap privasi dan hak individu harus tetap dijaga dalam upaya mengatur pasar ini.
