Pada hari Selasa, sumber-sumber terpercaya dari lingkungan pemerintahan mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi, masih belum mendapatkan informasi mengenai rencana besar yang sedang digarap oleh perusahaan BUMN terkemuka di sektor energi. Rencana ini berfokus pada penggantian bahan bakar bensin yang telah dikenal sebagai Pertalite, dengan varian yang lebih ramah lingkungan, yaitu Pertamax Green 92.
Belum ada pernyataan resmi dari Istana Presiden maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait hal ini. Namun, para pejabat yang berada di lingkup proyek ini telah mengindikasikan bahwa penggantian ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pertalite sendiri telah lama menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai bahan bakar kendaraan pribadi. Namun, adanya tekanan global untuk mengurangi polusi udara serta dampak negatif dari bahan bakar fosil mengharuskan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan. Pertamax Green 92 dianggap sebagai langkah maju, karena memiliki kandungan oktan yang setara dengan Pertalite namun dengan emisi yang lebih rendah.
Meskipun demikian, langkah untuk menggantikan jenis bahan bakar yang telah dikenal masyarakat memerlukan strategi komunikasi yang cermat. Pemerintah dan perusahaan terkait harus bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang jelas kepada masyarakat mengenai manfaat dan perbedaan antara Pertamax Green 92 dan Pertalite. Juga, perlu adanya penyesuaian infrastruktur di sejumlah pompa bensin untuk mendukung penggunaan bahan bakar baru ini.
Bagaimanapun juga, langkah menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan adalah suatu keniscayaan. Hal ini merupakan bagian dari komitmen global untuk mengurangi jejak karbon dan mendorong transisi menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan. Dengan kepemimpinan yang visioner, diharapkan Presiden Jokowi dapat mendukung langkah-langkah ini demi kebaikan lingkungan dan masa depan generasi mendatang.