Saat memulai investasi saham, mungkin ada sebagian orang bertanya-tanya, apa itu indeks saham dan kegunaannya. Indeks saham dibuat bukan tanpa tujuan loh! Ada beberapa kegunaan dari indeks saham. Salah satu indeks saham ada di Bursa Efek Indonesia dan banyak disebut-sebut oleh pelaku pasar modal adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks saham merupakan ukuran statistik mengenai seluruh pergerakan harga atas sekumpulan saham sesuai dengan kriteria dan metodologi tertentu dan dievaluasi berkala.
Indeks saham sendiri dapat digunakan untuk mengukur kinerja pasar modal dan produk investasi. Indeks saham memiliki sejumlah manfaat untuk investor. Misalnya, untuk mengetahui gambaran pergerakan harga saham secara keseluruhan melalui IHSG, menjadi acuan kinerja portofolio saham dan dapat digunakan untuk mengukur keuntungan. Gambaran Pergerakan Harga Saham Secara Keseluruhan Manfaat pertama adalah mengetahui gambaran pergerakan harga saham. Anda dapat mengetahui seperti apa pergerakan saham dengan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jika IHSG naik maka dapat disimpulkan bahwa harga saham yang naik lebih banyak dari harga saham yang turun, begitu pun sebaliknya. Acuan Kinerja Portofolio Saham Selain itu, indeks saham juga dapat Anda gunakan untuk menjadi acuan portofolio aktif. Penilaian kinerja portofolio saham tentu memerlukan acuan untuk pembanding. Contohnya, jika Anda ingin menginvestasikan saham Anda pada sektor keuangan, maka indeks yang lebih tepat untuk Anda gunakan adalah indeks sektor keuangan, bukan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika Anda ingin berinvestasi saham secara syariah, Anda juga dapat melirik saham-saham yang termasuk di dalam daftar indeks saham syariah seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) atau Jakarta Islamic Index (JII). Sebelum memilih ingin berinvestasi di saham syariah yang mana, Anda dapat menggunakan ISSI atau JII sebagai acuan kinerja portofolio saham Anda. Pengukur Tingkat Keuntungan Indeks saham juga dapat Anda gunakan untuk mengukur tingkat keuntungan. Investasi saham dapat Anda lakukan untuk jangka panjang, misalnya selama 5 tahun. Dengan demikian, investor dapat mengukur rata-rata kenaikan harga saham per tahun dengan melihat indikator IHSG dalam lima tahun. Contohnya, IHSG pada tahun 2013 adalah 5.225 sedangkan IHSG pada tahun 2018 adalah 6.187, berarti terdapat kenaikan 18,41% atau tumbuh 3,68% per tahun. Dengan menghitung rata-rata kenaikan IHSG tersebut, Anda dapat mengevaluasi portofolio saham Anda, apakah imbal hasil yang Anda peroleh dari saham Anda berada di atas, setara atau di bawah rata-rata imbal hasil IHSG.